Minggu, 22 Januari 2017

Evaluasi Kegiatan Penyuluhan

Pada kiriman sebelumnya telah dijelaskan dengan cukup komprehensif mengenai pelaksanaan kegiatan penyuluhan penggunaan helm SNI bagi siswa-siswi SMK, yaitu di SMK Muhammadiyah Kramat, Kabupaten Tegal. Untuk kiriman kali ini, akan dibahas mengenai evaluasi dari kegiatan penyuluhan yang telah dilaksanakan tersebut. Dengan melakukan evaluasi, akan dapat diketahui hasil dari penyuluhan yang telah dilakukan, apakah terdapat perubahan dari kondisi sebelumnya atau tidak.
Pembahasan tentang evaluasi kegiatan penyuluhan ini akan dibagi ke dalam 4 (empat) bagian, antara lain: metode evaluasi, indikator, alat ukur, dan hasil pengukuran.

Metode

Evaluasi kegiatan merupakan bagian yang harus ada dalam pelaksanaan satu kegiatan. Dengan melakukan evaluasi, tingkat keberhasilan kegiatan dapat diketahui. Tingkat keberhasilan dapat diketahui dengan membandingkan antara tujuan kegiatan dengan hasil yang didapatkan setelah kegiatan dilaksanakan.
Tujuan dari kegiatan penyuluhan di SMK Muhammadiyah Kramat adalah meningkatkan kesadaran para siswa SMK Muhammadiyah Kramat tentang penggunaan helm SNI. Kata yang digunakan adalah meningkatkan, dengan demikian harus diketahui tingkat kesadaran para siswa sebelum dan sesudah dilaksanakan kegiatan penyuluhan. Oleh karena itu, metode yang digunakan adalah metode ­before and after analysis.
Untuk mendapatkan data yang digunakan untuk mengetahui tingkat kesadaran para siswa, cara yang dilakukan adalah dengan memberikan pre-test sebelum kegiatan dilakukan dan post-test setelah kegiatan dilaksanakan.

Indikator

Tujuan dari kegiatan penyuluhan keselamatan lalu lintas di SMK Muhammadiyah Kramat adalah untuk meningkatkan kesadaran siswa SMK Muhammadiyah Kramat tentang penggunaan helm. Tingkat kesadaran para siswa dapat diukur dengan empat indikator yang biasa dijadikan sebagai tolak ukur kesadaran hukum, antara lain: pengetahuan, pemahaman, sikap, dan pola perilaku. Menggunakan helm SNI merupakan peraturan hukum yang tertuang dalam pasal 106 ayat (8) UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan yang berbunyi:

“Setiap orang yang mengemudikan Sepeda Motor dan Penumpang Sepeda Motor wajib mengenakan helm yang memenuhi standar nasional Indonesia”

Dengan demikian, menggunakan empat indikator kesadaran hukum tersebut untuk mengukur tingkat kesadaran penggunaan helm SNI merupakan hal yang relevan untuk dilakukan.

a)      Pengetahuan
Pengetahuan hukum adalah pengetahuan seseorang mengenai beberapa perilaku tertentu yang diatur oleh hukum. Perilaku tertentu yang dimaksud dalam evaluasi ini adalah penggunaan helm SNI  pada saat berkendara dengan sepeda motor. Jadi, indikator penilaian pengetahuan dalam evaluasi ini adalah pengetahuan para siswa tentang dasar hukum penggunaan helm SNI pada saat berkendara dengan sepeda motor.

b)      Pemahaman
Pemahaman hukum diartikan sebagai sejumlah informasi yang dimiliki seseorang mengenai isi peraturan dari satu hukum tertentu. Dengan kata lain, pemahaman hukum adalah satu pengertian terhadap isi dan tujuan satu peraturan dalam hukum tertentu serta manfaatnya bagi pihak-pihak yang kehidupannya diatur oleh hukum tersebut. Terkait dengan penggunaan helm SNI, maka indikator penilaian pemahaman penggunaan helm adalah pemahaman para siswa terhadap isi dan tujuan diwajibkannya menggunakan helm SNI pada saat berkendara dengan sepeda motor.

c)       Sikap
Sikap hukum diartikan sebagai satu kecenderungan untuk menerima hukum karena adanya penghargaan terhadap hukum sebagai sesuatu yang bermanfaat atau menguntungkan jika hukum itu ditaati. Terkait dengan penggunaan helm SNI, maka indikator penilaian sikap terhadap peraturan penggunaan helm SNI adalah kecenderungan atau persepsi para siswa untuk menggunakan helm SNI pada kondisi-kondisi tertentu.

d)      Pola Perilaku
Pola perilaku hukum merupakan hal yang utama dalam kesadaran hukum, karena di sini dapat dilihat apakah satu peraturan berlaku atau tidak dalam masyarakat. Berlaku atau tidaknya hukum tersebut dilihat dari dilaksanakan atau tidak peraturan yang ada, khususnya dalam hal penggunaan helm SNI. Dengan demikian, indikator pola perilaku para siswa adalah tindakan pelanggaran terhadap peraturan hukum yang dilakukan oleh para siswa.

Alat Ukur

Alat evaluasi merupakan instrumen yang digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari penyuluhan yang dilakukan. Dengan alat evaluasi akan dapat diketahui seberapa besar pengaruh dari kegiatan penyuluhan terhadap tingkat pemahaman dan tingkat kesadaran para siswa terhadap peraturan lalu lintas yang ada, khususnya penggunaan helm SNI.
Dalam menentukan alat evaluasi yang akan digunakan, hal yang harus diperhatikan adalah indikator-indikator penilaian yang akan diukur. Telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam evaluasi ini, digunakan empat indikator kesadaran, yaitu pengetahuan, pemahaman, sikap, dan pola perilaku.
Dengan melihat karakteristik dari masing-masing indikator, maka alat evaluasi yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan kegiatan penyuluhan penggunaan helm SNI pada siswa SMK Muhammadiyah Kramat yaitu kuesioner dan survei pelanggaran penggunaan helm.
  1. Kuesioner
Kuesioner digunakan untuk mengukur indikator pengetahuan, pemahaman, dan sikap para siswa terhadap peraturan menggunakan helm saat berkendara. Indikator pengetahuan dan pemahaman diukur dengan menggunakan pernyataan-pernyataan yang bersifat kognitif (benar/salah). Indikator sikap diukur dengan pernyataan-pernyataan yang bersifat afektif (setuju/tidak setuju).
Di dalam kuesioner ada dua jenis pernyataan, yaitu pernyataan yang bersifat favourable (pernyataan positif) dan unfavourable (pernyataan negatif). Hal tersebut dimaksudkan untuk menghindari responden yang cenderung menjawab tidak pada kondisi sebenarnya, cenderung menjawab benar / setuju namun pada kenyataannya tidak demikian.
Skala pengukuran yang digunakan untuk kuesioner yang akan digunakan adalah Skala Guttman, yang mana setiap pernyataan hanya memiliki dua pilihan jawaban. Dari kuesioner yang diisi oleh responden, akan didapatkan jumlah skor total pada setiap indikator. Jumlah skor tersebut didapatkan dari scoring sebagai berikut:

Tabel 1. Skoring jawaban responden
Jenis Jawaban
Skor
Favourable
Unfavourable
Benar
1
0
Salah
0
1
Setuju
1
0
Tidak
0
1

Tabel 2 menunjukkan blue print dari kuesioner yang akan diberikan kepada responden dalam rangka mengukur tingkat kesadaran para siswa SMK Muhammadiyah Kramat dari aspek pengetahuan, pemahaman, dan sikap terhadap peraturan penggunaan helm SNI.

Tabel 2. Blueprint pengukuran pengetahuan, pemahaman dan sikap
No
Jenis Pernyataan
Pernyataan
Pengukuran Pengetahuan
1
F
Mengenakan helm wajib bagi pengemudi sepeda motor
2
UF
Mengenakan helm tidak wajib bagi penumpang sepeda motor
3
UF
Tidak harus mengenakan helm SNI
4
F
Helm berstandar dinilai dari bentuknya bukan logo terstandarnya


Pengukuran Pemahaman
5
UF
Helm berfungsi untuk melindungi diri dari tilang polisi
6
F
Mengenakan helm melindungi kepala dari benturan saat kecelakaan
7
UF
Mengenakan helm tidak berpengaruh terhadap keselamatan saat terjadi kecelakaan
8
UF
Pemakaian helm dapat digantikan dengan alat lain yang fungsinya sama
9
UF
Helm cukup dikenakan tanpa perlu dikunci (di-klik)


Pernyataan


Pengukuran Sikap
10
UF
Mengenakan helm tidak perlu bagi anak-anak
11
UF
Tidak perlu mengenakan helm saat bepergian jarak dekat
12
UF
Tidak perlu mengenakan helm jika tidak ada polisi
13
F
Lebih baik membeli helm daripada ditilang polisi
14
UF
Helm dengan model keren tanpa SNI lebih baik daripada helm biasa saja tapi SNI
15
UF
Tidak perlu mengenakan helm jika tidak punya


  1. Survei Pelanggaran
Survei pelanggaran penggunaan helm SNI digunakan untuk mengukur secara langsung tingkat kesadaran para siswa dari aspek pola perilaku (konatif) para siswa terhadap peraturan menggunakan helm pada saat mengendarai sepeda motor. Sasaran kegiatan pengamatan ini adalah pelanggaran lalu lintas yang dilakukan oleh para siswa SMK Muhammadiyah Kramat. Hasil pengamatan ini adalah data kuantitatif yang menunjukkan jumlah dan persentase pelanggaran lalu lintas yang dilakukan oleh para siswa di lokasi pengamatan.
Untuk mencapai hasil yang relevan, pengamatan dapat dilakukan pada jam masuk sekolah atau jam pulang sekolah dan pada saat jam kegiatan belajar mengajar. Pengamatan pada jam masuk/keluar sekolah dapat dilakukan di pintu masuk sekolah dan di depan area sekolah. Sedangkan pengamatan pada jam kegiatan belajar mengajar dapat dilakukan di tempat parkir kendaraan para siswa untuk mengamati secara lebih rinci pelanggaran terkait dengan peraturan teknis kendaraan yang digunakan para siswa.

Hasil Pengukuran

  1. Pengetahuan, Pemahaman, dan Sikap
Setelah dilakukan pengukuran menggunakan kuesioner terhadap 50 responden dari siswa SMK Muhammadiyah Kramat peserta ekstrakulikuler Hizbul Wathan didapatkan skor hasil pengukuran sebagaimana dijelaskan pada tabel 5.3. Hasil pengukuran menunjukkan adanya peningkatan total skor antara sebelum penyuluhan (646) dengan setelah penyuluhan (675) sebesar 29 poin atau 0,04 %. Dari ketiga aspek yang diukur, baik aspek pengetahuan, pemahaman, maupun sikap, semuanya mengalami peningkatan. Tingkat pengetahuan para siswa naik 7 poin (0,04%), tingkat pemahaman para siswa naik 8 poin (0,06%), dan nilai sikap para siswa naik 15 poin (0,06%).

Tabel 3. Skor hasil pengukuran kuesioner
No
Indikator
Skor
Prosentase Peningkatan
Before
After
1
Pengetahuan
160
167
0,04 %
2
Pemahaman
217
225
0,04 %
3
Sikap
269
284
0,06 %
TOTAL SKOR
646
675
0,04 %

Dari ketiga aspek yang diukur, skor sikap para siswa SMK Muhammadiyah Kramat mengalami kenaikan yang paling tinggi dibandingkan aspek yang lain. Hal ini menjadi indikasi bahwa pengetahuan dan pemahaman para siswa terhadap peraturan penggunaan helm SNI sebelum penyuluhan sudah tinggi. Para siswa sudah mengetahui dan memahami tentang peraturan dan untuk apa peraturan tersebut dibuat. Tetapi, sikap positif para siswa terhadap peraturan tersebut belum menunjukkan nilai yang setingkat dengan pengetahuan dan pemahaman para siswa. Terbukti setelah dilakukan penyuluhan, sikap para siswa terhadap peraturan penggunaan helm SNI naik sebesar 15 poin (0,06%).

  1. Pola Perilaku
Pola perilaku para siswa terhadap peraturan penggunaan helm SNI didapatkan dengan melakukan survei di pintu gerbang dan tempat parkir SMK Muhammadiyah Kramat. Hasil survei tersebut ditunjukkan grafik pada gambar 1.
Gambar 1. Hasil survei pelanggaran lalu lintas sebelum penyuluhan

Berdasarkan hasil survei, diketahui ada 5 (lima) jenis pelanggaran yang dilakukan selama survei dilakukan. Pelanggaran penggunaan helm tercatat ada 114 siswa yang melanggar dari 274 pelanggaran yang dilakukan siswa yang menggunakan sepeda motor, terdiri dari 106 pelanggaran tidak menggunakan helm SNI dan 8 pelanggaran penggunaan helm non-SNI.
Setelah penyuluhan, survei kembali dilakukan. Survei pasca penyuluhan tidak seperti survei pra penyuluhan. Apabila survei pra-penyuluhan dilakukan untuk mengetahui jenis pelanggaran apa saja yang dilakukan, maka survei pasca-penyuluhan dilakukan hanya difokuskan pada pelanggaran yang menjadi materi penyuluhan keselamatan, yaitu tentang penggunaan helm SNI.
Berdasarkan hasil survei pasca-penyuluhan pada penggunaan helm di SMK Muhamadiyah Kramat, didapatkan adanya penurunan jumlah pelanggaran sebesar 20%. Dari yang sebelumnya ada 106 siswa yang tidak menggunakan helm dan 8 siswa yang menggunakan helm non-SNI, setelah dilakukan penyuluhan, didapatkan ada 86 siswa yang melakukan pelanggaran penggunaan helm, semuanya tidak menggunakan helm dan tidak didapati siswa yang menggunakan helm non-SNI seperti sebelum dilakukan penyuluhan.

Kesimpulan

Dengan dilaksanakannya rangkaian kegiatan penyuluhan yang dimulai dari proses identifikasi massa dan diakhiri dengan kegiatan penyuluhan sampai dengan evaluasi kegiatan, kesimpulan yang dapat diambil antara lain:
a)   Berdasarkan hasil identifikasi, pelanggaran lalu lintas yang paling banyak dilakukan oleh siswa/siswi SMK Muhammadiyah Kramat adalah tidak menggunakan helm SNI.
b)  Pelanggaran tidak menggunakan helm bukan karena para siswa tidak mengetahui peraturan, melainkan karena tingkat kesadaran yang rendah, sehingga penyuluhan dilakukan dengan bertujuan meningkatkan kesadaran para siswa/siswi melalui kegiatan Hizbul Wathan.
c)  Model penyuluhan dengan metode pendekatan kelompok terbukti efektif digunakan untuk menyampaikan materi kepada para siswa/siswi dengan karakteristik siswa SMK yang cenderung sulit untuk diatur.
d)  Secara umum, kegiatan penyuluhan telah meningkatkan kesadaran para siswa/siswi SMK Muhammadiyah dalam hal kewajiban penggunaan helm SNI bagi pengendara sepeda motor.


Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar