Minggu, 23 Oktober 2016

KAMPANYE DAN PENYULUHAN KESELAMATAN LALU LINTAS

Kampanye
Pada postingan minggu lalu, telah dijelaskan tentang kampanye keselamatan transportasi jalan beserta tindakan-tindakan nyata yang telah dilakukan instansi-instansi terkait yang memang memiliki kewajiban dalam hal tersebut. Kepolisian Republik Indonesia yang menjadi leading setor di pilar keempat, yaitu Perilaku Pengguna Jalan yang Berkeselamatan, memiliki tanggung jawab memperbaiki perilaku pengguna jalan melalui pendidikan keselamatan berlalu lintas, meningkatkan kualitas sistem uji surat izin mengemudi dan penegakan hukum di jalan serta mengembangkan sistem pendataan kecelakaan lalu lintas. Dalam pilar yang keempat ini, POLRI harus berkoordinasi dengan instansi-instansi pemerintahan lainnya seperti Kementerian Perhubungan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Kesehatan, Kementerian Dalam Negeri, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota.
Kampanye dalam rangka membentuk perilaku pengguna jalan yang berkeselamatan difokuskan pada lima faktor risiko utama plus yang terdiri dari: helm, sabuk keselamatan, pelanggaran batas kecepatan, mabuk, pengguna jalan rentan, dan penggunaan telepon seluler. Banyak sudah kegiatan-kegiatan yang dilakukan instansi-instansi terkait dengan mengajak serta masyarakat yang tergabung dalam kelompok-kelompok tertentu.
Susilo Bambang Yudhoyono, pada masa pemerintahan beliau (2014), mencanangkan Hari Gerakan Nasional Pelopor Keselamatan Berlalulintas. Acara tersebut melibatkan banyak sekali masyarakat. Di tahun yang sama, kegiatan bertajuk Aksi Keselamatan Lalu Lintas diselenggarakan di Kawasan Bundaran Hotel Indonesia.


Selain dengan melakukan kampanye, dilakukan pula pembentukan kader-kader keselamatan lalu lintas pada kalangan pelajar dan awak angkutan umum. Untuk kalangan pelajar, diselenggarakan acara bertajuk Pemilihan Pelajar Pelopor Keselamatan Jalan. sedangkan untuk kalangan awak angkutan umum, diselenggarakan Pemilihan Awak Angkutan Umum Teladan.


Penyuluhan
        Berbeda dengan kampanye, penyuluhan lebih bersifat eksklusif kepada kalangan masyarakat dengan karakteristik tertentu. Penyuluhan merupakan proses aktif yang memerlukan interaksi antara penyuluh dan yang disuluh agar terbangun proses perubahan perilaku yang merupakan perwujudan dari pengetahuan, sikap dan keterampilan seseorang yang dapat diamati oleh orang/pihak lain, baik secara langsung atau tidak langsung. Di dalam penyuluhan keselamatan jalan terkandung makna adanya proses-proses:
  1. Proses komunikasi persuasif oleh penyuluh
  2. Proses pemberdayaan sasaran penyuluhan
  3. Proses komunikasi timbal balik antara penyuluh dan sasaran penyuluhan
Dalam menanamkan perilaku berkeselamatan bagi pengguna jalan dengan melalui penyuluhan keselamatan jalan, ada beberapa tahapan yang harus diperhatikan, antara lain:
  1. Tahap penumbuhan perhatian: mengetahui adanya gagasan/ide atau praktek baru untuk pertama kalinya
  2. Tahap penumbuhan minat: ingin mengetahui lebih banyak dan berusaha mencari informasi lebih lanjut.
  3. Tahap menilai: mampu membuat perbandingan.
  4. Tahap mencoba: mencoba gagasan baru atau praktek baru.
  5. Tahap menerapkan: meyakini dan menerapkan sepenuhnya secara berkelanjutan.
Untuk membuat program penyuluhan yang tepat sasaran tentunya harus direncanakan dengan memperhatikan berbagai aspek. Berikut adalah beberapa tahapan dalam penyusunan program penyuluhan keselamatan yang dapat dilakukan:
  1. Perumusan keadaan: penggambaran fakta berupa data dan informasi
  2. Penetapan tujuan: perumusan keadaan yang hendak dicapai. SMART, yaitu specific (khas); measurable (dapat diukur); actionary (dapat dikerjakan/dilakukan); realistic (realistis); dan time frame (memiliki batasan waktu untuk mencapai tujuan)
  1. Penetapan masalah: perumusan faktor-faktor yang dapat menyebabkan tidak tercapainya tujuan
  2. Penetapan rencana kegiatan: merumuskan cara mencapai tujuan
·      Tingkat kemampuan sasaran penyuluhan
·      Ketersediaan teknologi/inovasi, sarana dan prasarana
·      Tingkat kemampuan penyuluh
·      Situasi lingkungan fisik, sosial dan budaya yang ada
·      Alokasi pembiayaan

Setelah program penyuluhan tersusun, yang harus ditentukan selanjutnya adalah materi yang akan disampaikan dalam penyuluhan. Materi penyuluhan yang baik, setidaknya mengandung prinsip 7C, yaitu:
Prinsip 7 C
  1. Credibility: pesan dapat diyakini kebenarannya
  2. Contex: berkaitan dengan masalah keselamatan di wilayahnya
  3. Content: isinya memiliki arti bagi penerima pesan
  4. Clarity: jelas susunan bahasa, gambar dan simbol
  5. Continuity and consistency: berkelanjutan dan konsisten dalam menyampaikan pesan
  6. Channels: saluran media komunikasi yang sesuai penerima
  7. Capability of audience: sesuai dengan kemampuan penerima pesan

Hal yang perlu diperhatikan berikutnya setelah materi adalah bagaimana cara menyampaikan materi tersebut. berikut adalah beberapa metode yang dapat dilakukan:

No
Metode
Kelebihan
Kekurangan
1
Ceramah
Penyampaian materi tanpa banyak partisipasi dalam bentuk pertanyaan atau diskusi
Kelas mudah dikuasai; mudah dilaksanakan; dapat diikuti peserta dalam jumlah besar
Bersifat verbal; peserta cenderung bosan; sangat tergantung pada kemampuan penceramah
2
Demonstrasi
Memperlihatkan secara nyata tentang cara dan/atau hasil terkait sesuatu hal
Pemahaman peserta mengenai materi lebih dalam
Memakan waktu lama; sumber daya yang dibutuhkan relatif besar
3
Kursus/Pelatihan
Proses belajar mengajar yang diselenggarakan secara sistematis dan dalam jangka waktu tertentu
Efektif untuk mengajarkan pengetahuan dan keterampilan secara mendalam dan sistematis; alumni dapat dipakai sebagai kader bagi kelompoknya
Relatif mahal serta memerlukan persiapan dan pelaksanaan yang cermat; kurangnya sarana dan alat bantu pengajaran sering mengganggu tercapainya tujuan; menjangkau relatif sedikit peserta
4
Pameran
Usaha memperlihatkan atau mempertunjukkan model, contoh, barang, peta, grafik, gambar, poster, benda hidup dan sebagainya secara sistematis pada suatu tempat tertentu
Jangkauan sasaran lebih luas; mempunyai efek publisitas
Memerlukan banyak persiapan dan biaya; harus berganti tema; tema tertentu; memerlukan penjaga yang benar-benar menguasai masalah
5
Pemberian Penghargaan
Kegiatan sebagai tanda ucapan terima kasih/penghargaan kepada individu/instansi atas jasa-jasa/prestasinya khususnya dalam kurun waktu tertentu.
Merangsang peserta untuk meningkatkan prestasi; mengefektifkan kegiatan; memberikan pengaruh yang luas dan melibatkan lembaga/badan lain
Membutuhkan biaya tambahan pelaksanaan; hanya melibatkan beberapa orang peserta
6
Pemutaran Film
Metode penyuluhan dengan menggunakan alat film yang bersifat visual dan massal, serta menggambarkan proses sesuatu kegiatan.
Lebih menarik; sekaligus sebagai hiburan; jangkauannya lebih luas
Tidak terdapat komunikasi dua arah; biaya tinggi
7
Penempelan Poster
Metode penyuluhan yang menggunakan gambar dan sedikit kata-kata yang dicetak pada sehelai kertas/bahan lain yang berukuran tidak kurang dari 45 cm x 60 cm, dan ditempelkan pada tempat-tempat yang sering dilalui orang atau yang sering digunakan sebagai tempat orang berkumpul
Jangkauan sasaran lebih luas
Pesan kurang lengkap; bila dibuat dari kertas akan mudah rusak, sedangkan bila dibuat dari bahan tahan lama biayanya mahal
8
Penyebaran brosur, leaflet, & majalah
Menggunakan brosur, folder, leaflet dan majalah yang dibagikan kepada masyarakat pada saat tertentu.
Materi lebih lengkap dan jelas serta lebih khusus pada materi tertentu; dapat melengkapi metode penyuluhan yang lain; dapat memberikan kesempatan pihak lain untuk berpartisipasi (khusus untuk majalah).
Bahasa harus menyesuaikan dengan bahasa komunikasi kelompok sasaran; kontinuitasnya tidak dapat terjamin terutama faktor judul, materi, biaya dan keterpaduan dengan metode lainnya

         Dari 8 metode yang telah dijelaskan di atas, dapat diketahui adanya kebutuhan akan media yang akan digunakan. Berikut alah beberapa klasifikasi media beserta kelebihan dan kekurangannya.

No
Bentuk
Kelebihan
Kekurangan
1
Media Tercetak
Foto, poster, leaflet, diagram,grafik, brosur, majalah, buku
Relatif tahan lama, dapat dibaca berulang-ulang, dapat digunakan sesuai kecepatan belajar masing-masing orang, mudah dibawa
Proses penyampaian informasi sampai pencetakan butuh waktu relatif lama, sukar menampilkan gerak, membutuhkan tingkat literasi yang memadai, cenderung membosankan bila padat dan panjang
2
Media Audio
Kaset CD, DVD, MP3, MP4 audio
Informasi dikemas sudah tetap, terpatri dan tetap sama jika direproduksi, produksi dan reproduksinya tergolong ekonomis dan mudah didistribusikan
Bila terlalu lama akan membosankan, perbaikan atau merevisi harus memproduksi master baru
3
Media Audio Visual
Film, iklan televisi, presentasi interaktif
Dapat memberikan gambaran yang lebih konkrit, baik dari unsur gambar maupun geraknya, lebih atraktif dan komunikatif
Biaya produksi relatif mahal, produksi memerlukan waktu
4
Obyek fisik/benda nyata
Benda sesungguhnya, model, maket, simulasi
Dapat menunjukkan lingkungan belajar yang amat mirip dengan lingkungan belajar yang sebenarnya, memberikan simulasi terhadap banyak indera, dapat digunakan sebagai liatihan kerja, latihan menggunakan alat bantu dan atau simulasi



Relatif mahal
5
Media Luar Ruangan
Papan reklame, spanduk, pameran, banner dan televisi layar lebar
lebih mudah dipahami, lebih menarik, sebagai informasi umum dan hiburan, bertatap muka, mengikut sertakan seluruh panca indera, penyajian dapat dikendalikan dan jangkauannya relatif besar
Biaya lebih tinggi dan proses pembuatannya lebih rumit
     
    Dengan pemilihan materi, metode, dan media yang tepat, program penyuluhan dapat berjalan dengan lancar dan menghasilkan kegiatan yang efektif. Efektivitas program penyuluhan dapat dilihat pada ada atau tidaknya perubahan pada tiga indikator, yaitu pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Oleh karena itu, diperlukan adanya pengukuran ketiga indikator tersebut sebelum (pre test) dan sesudah (post test) dilakukan kegiatan penyuluhan keselamatan lalu lintas.

Sabtu, 15 Oktober 2016

URGENSI KAMPANYE KESELAMATAN JALAN

Definisi Kampanye
Menurut WWF Indonesia, kampanye adalah alat untuk menyebarkan informasi dan meningkatkan kesadaran, untuk meningkatkan kepedulian dan perubahan  perilaku dari target audiens. Kampanye juga dapat dilihat sebagai alat advokasi kebijakan untuk menciptakan tekanan publik pada aktor-aktor kunci, misalnya peneliti, ilmuwan, media massa dan pembuat kebijakan.
Rajasundaram (1981) mendefinisikan kampanye sebagai koordinasi dari berbagai metode komunikasi yang fokus pada permasalahan tertentu sekaligus cara pemecahannya dalam kurun waktu tertentu. Rogers dan Storey (1987) mendefinisikan kampanye sebagai serangkaian tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan untuk menciptakan efek tertentu pada sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan pada kurun waktu tertentu. Sedangkan Leslie B. Snyder (2002), mendefinisikan kampanye sebagai aktivitas komunikasi yang terorganisasi, ditujukan kepada khalayak tertentu pada waktu dan periode yang ditetapkan untuk tujuan tertentu.
Berdasarkan definisi tentang kampanye tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa secara umum kampanye merupakan serangkaian kegiatan yang terorganisir menggunakan berbagai metode komunikasi kepada khalayak tertentu untuk menciptakan efek tertentu yang dilaksanakan secara berkelanjutan pada kurun waktu tertentu.

Elemen-Elemen Komunikasi
Kampanye merupakan satu aktivitas komunikasi yang terdiri dari beberapa elemen yang membuat aktivitas tersebut berjalan sesuai dengan tujuannya, yaitu menyampaikan pesan. Pesan dari komunikator dianggap tersampaikan kepada komunikan apabila komunikan memberikan tanggapan kepada komunikator. Tanggapan tersebut adalah hasil dari proses penerjemahan komunikan (decoding), hasilnya bisa sesuai yang dimaksud komunikator, namun bisa juga tidak.



Perbedaan Kampanye dan Propaganda
            Dalam usaha mempengaruhi atau menciptakan efek tertentu pada khalayak, selain kampanye ada satu istilah yang juga sering digunakan, yaitu propaganda. Enclyclopedia International menyebutkan bahwa Propaganda adalah satu jenis komunikasi yang berusaha mempengaruhi pandangan dan reaksi, tanpa mengindahkan tentang nilai benar atau tidak benarnya pesan yang disampaikan. Arti dari propaganda dikemukakan sebagai konsep populer yang cenderung menumbuhkan satu kecurigaan dan rasa takut terhadap kekuatan dipropagandanis.
            Perbedaan dasar antara propaganda dan kampanye adalah waktu yang digunakan. Pada umumnya kegiatan propaganda bersifat kontinyu atau berkesinambungan. Sedangkan kampanye bersifat temporer dan terbatas pada waktu dan tema tertentu. Berikut ini adalah beberapa parameter yang membedakan antara kampanye dengan propaganda.

Parameter
Kampanye
Propaganda
Nara sumber dan tema
Dapat diidentifikasi
Tidak jelas, tersembunyi
Periode
Waktu yang terbatas
Tidak terikat waktu
Sifat gagasan
moderat dan terbuka
Tertutup, memaksakan
Tujuan kegiatan
Spesifik dan variatif
Umum, mengubah sistem dan nilai kepercayaan
Penerimaan
Sukarela dan persuasif
Dipaksakan, menekan, mengancam
Modus pelaksanaan
Sesuai kode etik
Tanpa aturan main yang jelas
Kepentingan
Kedua belah pihak
Sepihak
Penilaian publik
Konotasi positif
Konotasi negatif

Kampanye Sosial
            Salah satu jenis kampanye ini berorientasi yang bertujuan bersifat khusus dan berdimensi perubahan sosial (social change campaigns) adalah Ideological or Cause-Oriented Campaign. Salah satu jenis kampanye yang sering dilaksanakan adalah kampanye sosial. Kampanye ini sama sekali tidak bermuatan politik karena bersifat memberikan informasi kepada masyarakat luas untuk memperbaiki kondisi sosial dan memberikan sebuah pemecahan masalah. Dalam kegiatannya, kampanye sosial mempopulerkan masalah-masalah sosial yang terjadi di tengah masyarakat. Dengan kampanye tersebut, diharapkan akan mengubah kebiasaan atau perilaku yang menyebabkan permasalahan sosial tersebut.

Permasalahan Keselamatan Jalan
            Saat ini, permasalahan sosial yang sedang menjadi isu di seluruh dunia, khususnya juga di Indonesia, adalah tingginya angka kecelakaan lalu lintas di jalan. tingginya angka kecelakaan merupakan salah satu indikator tingkat keselamatan yang rendah. Faktor kesalahan manusia dan perilaku yang tidak bertanggung jawab menjadi isu yang naik ke permukaan karena sebagian besar kecelakaan yang terjadi berawal dari pelanggaran peraturan lalu lintas. Tak hanya jumlah kejadian kecelakaan yang tinggi, namun juga tingkat kematian akibat kecelakaan termasuk tinggi.

Dasar Hukum Pelaksanaan Kampanye Keselamatan Jalan
            Keselamatan jalan bukanlah inisiatif, ide atau gagasan beberapa orang saja, namun hal tersebut merupakan salah satu aspek yang diperhatikan pemerintah dalam penyelenggaraan negara ini, khususnya di bidang transportasi. Salah satu produk hukum yang mengatur tentang lalu lintas adalah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992 yang kemudian diperbaharui dengan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Undang-undang tersebut dibuat dengan mempertimbangkan bahwa lalu lintas dan angkutan jalan sebagai bagian dari sistem transportasi nasional harus dikembangkan potensi dan perannya untuk mewujudkan keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran berlalulintas dan angkutan jalan dalam rangka mendukung pembangunan  ekonomi dan pengembangan wilayah.
            Dalam pasal 203 ayat (1) disebutkan bahwa pemerintah bertanggung jawab atas terjaminnya keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan. Untuk menjamin keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan, ditetapkan rencana umum nasional keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan. Salah satu dari rencana umum tersebut adalah program nasional kegiatan keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan.
            Dijelaskan pula bahwa yang dimaksud dengan “program nasional keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan” antara lain:
1.        Polisi Mitra Kampus (Police Goes to Campus);
2.        Cara Berkendara dengan Selamat (Safety Riding);
3.        Forum Lalu Lintas (Traffic Board);
4.        Kampanye Keselamatan Lalu Lintas;
5.        Taman Lalu Lintas;
6.        Sekolah Mengemudi; dan
7.        Kemitraan Global Keselamatan Lalu Lintas (Global Road Safety Partnership).
Salah satu kegiatan dalam program nasional tersebut adalah kampanye keselamatan lalu lintas. Hal ini menunjukkan bahwa kampanye keselamatan lalu lintas adalah hal yang harus dilakukan. Kegiatan tersebut dipertegas di dalam Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2013 tentang Dekade Aksi Keselamatan Jalan. dalam instruksi tersebut salah satu aspek yang menjadi fokus adalah perilaku pengguna jalan yang berkeselamatan. Salah satu program yang dilaksanakan untuk mencapainya adalah kampanye keselamatan.

Kampanye Keselamatan Jalan dan Tujuannya
            Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa faktor kesalahan manusia dan perilaku pengguna jalan yang tidak bertanggung jawab menjadi virus yang sedang menjangkiti bangsa ini. Penyebab permasalahan ini adalah karena tingkat pengetahuan dan tingkat kesadaran yang rendah. Bisa saja seorang pengguna jalan melanggar aturan karena tidak mengetahuinya atau bisa jadi ia sudah mengetahui namun bersikap acuh, pura-pura tidak tahu, bahkan sampai kepada paradigma yang menganggap bahwa adanya peraturan dibuat untuk dilanggar. Oleh karena itu, diperlukan upaya-upaya penanganan untuk menyembuhkan masyarakat dari virus tersebut. Untuk memecahkan masalah keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan ini, salah satu alternatif yang dapat dilakukan adalah melalui kampanye untuk meningkatkan kesadaran masyarakat.
            Dengan melakukan kampanye melalui berbagai media yang ada, tingkat pengetahuan dan kesadaran masyarakat dapat ditingkatkan. Doktrin-doktrin keselamatan jalan harus diberikan untuk mengubah pola pikir masyarakat dalam berlalu lintas di jalan yang hanya mengutamakan kelancaran mobilitas tanpa memikirkan keselamatannya. Padahal, keselamatan merupakan salah satu aspek yang harus dipenuhi agar dapat sampai ke tujuan. Bila seseorang tidak selamat, maka ia tidak akan sampai ke tempat tujuan. Artinya, dapat dikatakan bahwa keselamatan adalah kebutuhan setiap manusia.

Kampanye Keselamatan Jalan Yang Efektif
Peningkatan kesadaran masyarakat dapat dicapai secara efektif melalui kampanye yang dikelola secara profesional. Profesional dapat diartikan bahwa kampanye tersebut dilakukan dengan tepat, jelas dan ada kesesuaian antara tujuan, sasaran, penggunaan media, isi materi/informasi beserta teknik penyampaiannya.
Kampanye yang efektif dapat menanamkan kesadaran dan mempengaruhi dalam jangka panjang perilaku pengguna jalan. Kampanye keselamatan dapat berbentuk publisitas di media masa, demonstrasi, pawai, seminar di dalam ruangan, dan lain-lain. Kampanye yang tepat dapat mengurangi perilaku yang membahayakan keselamatan di jalan.
Kampanye dapat mempengaruhi cara berpikir masyarakat sehingga masyarakat pun lebih mudah menerima gagasan baru, peraturan baru, standar yang baru, langkah baru dalam penegakan hukum, dan hal-hal lain yang berhubungan dengan keselamatan di jalan. Kampanye keselamatan jalan merupakan bagian mutlak dari strategi keselamatan jalan bagi setiap wilayah.
Kampanye juga dikatakan efektif apabila pesan-pesan yang disampaikan kepada kelompok massa yang tepat. Agar kampanye dapat mengenai sasaran yang tepat salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan meneliti data kecelakaan terlebih dahulu. Data kecelakaan di jalan harus dianalisis untuk dapat diidentifikasi sifat dan karakteristik permasalahan (penyebab kecelakaan) serta kelompok pengguna jalan (yang terlibat kecelakaan) yang akan menjadi sasaran kampanye. Oleh karena itu, bahan-bahan, media dan citra/gambaran yang dipakai haruslah sesuai dengan kondisi setempat serta kelompok sasaran. Selain itu, akan lebih baik apabila kampanye dikoordinasikan dan bersinergi dengan rekayasa teknik, pembuatan undang-undang, dan penegakan hukum.
Tujuan komunikasi dalam kampanye keselamatan adalah untuk menciptakan pengetahuan, pengertian, pemahaman, kesadaran, minat, dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, dalam melaksanakan kampanye, harus menggunakan teknik komunikasi efektif yang dapat mengubah opini, mengubah sikap, mengubah perilaku.
Untuk mengetahui efektivitas dari kampanye yang dilakukan, harus dievaluasi melalui sebuah survei. Survei dilakukan sebelum dan sesudah kampanye berlangsung untuk melihat tingkat keberhasilan suatu kampanye

Prinsip Dasar Kampanye Keselamatan Jalan
            Keberhasilan kampanye keselamatan jalan tidak terlepas dari berbagai aspek yang menjadi hal mendasar dalam pelaksanaan kampanye keselamatan jalan. berikut ini adalah beberapa prinsip yang menjadi dasar keberhasilan kampanye keselamatan jalan:
  1. Kampanye keselamatan jalan harus menjadi bagian terpadu dari perencanaan transportasi strategis
  2. Pesan kampanye dibuat berdasarkan suatu analisis pada situasi lalu lintas dan angkutan jalan.
  3. Peran media masa perlu diidentifikasi dalam mempengaruhi sikap dan perilaku pengguna jalan
  4. Kampanye menjadi lebih efektif bila didukung oleh adanya peraturan dan penegakan hukum
  5. Penyampaian pesan perlu dilandasi suatu penelitian, bukan sekedar    penampilan yang “bagus”.


Contoh Kampanye Keselamatan Jalan
            Kampanye keselamatan jalan saat ini sudah banyak dilakukan oleh berbagai instansi yang menjadi pemangku kepentingan di dalam Rencana Umum Nasional Keselamatan Jalan, antara lain: POLRI, Kementerian Perhubungan, PT Jasa Raharja dan badan usaha swasta yang turut andil dalam kampanye keselamatan melalui berbagai jenis media yang ada.
POLRI dengan slogan yang sering kita lihat di spanduk-spanduk dan media lainnya, mengajak masyarakat untuk menjadi pelopor keselamatan berlalu lintas dan membudayakan keselamatan sebagai kebutuhan. POLRI juga bekerja sama dengan PT Jasa Raharja dalam menghimbau masyarakat.
 

Nvlrj.blogspot.com

Peloporlantas.wordpress.com
           
Kementerian Perhubungan dengan kreatif menciptakan tokoh kartun bernama ZETA, yaitu figur berbentuk zebra yang mengajarkan kepada anak-anak tentang istilah-istilah dan tata cara dalam berlalu lintas. Media yang digunakan adalah video, yaitu dengan membuat film kartun edukatif bagi anak-anak yang di dalamnya disampaikan pesan-pesan dan slogan-slogan keselamatan.

hendryjeeps.wordpress.com

Selain itu, sosok ZETA juga diwujudkan dalam bentuk nyata berupa kostum yang seukuran dengan manusia dewasa yang sering dimunculkan pada saat kegiatan-kegiatan kampanye di ruang publik.

indonesianbisa.blogspot.co.id



"Mari membiasakan yang benar, jangan membernarkan kebiasaan"