Minggu, 23 Oktober 2016

KAMPANYE DAN PENYULUHAN KESELAMATAN LALU LINTAS

Kampanye
Pada postingan minggu lalu, telah dijelaskan tentang kampanye keselamatan transportasi jalan beserta tindakan-tindakan nyata yang telah dilakukan instansi-instansi terkait yang memang memiliki kewajiban dalam hal tersebut. Kepolisian Republik Indonesia yang menjadi leading setor di pilar keempat, yaitu Perilaku Pengguna Jalan yang Berkeselamatan, memiliki tanggung jawab memperbaiki perilaku pengguna jalan melalui pendidikan keselamatan berlalu lintas, meningkatkan kualitas sistem uji surat izin mengemudi dan penegakan hukum di jalan serta mengembangkan sistem pendataan kecelakaan lalu lintas. Dalam pilar yang keempat ini, POLRI harus berkoordinasi dengan instansi-instansi pemerintahan lainnya seperti Kementerian Perhubungan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Kesehatan, Kementerian Dalam Negeri, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota.
Kampanye dalam rangka membentuk perilaku pengguna jalan yang berkeselamatan difokuskan pada lima faktor risiko utama plus yang terdiri dari: helm, sabuk keselamatan, pelanggaran batas kecepatan, mabuk, pengguna jalan rentan, dan penggunaan telepon seluler. Banyak sudah kegiatan-kegiatan yang dilakukan instansi-instansi terkait dengan mengajak serta masyarakat yang tergabung dalam kelompok-kelompok tertentu.
Susilo Bambang Yudhoyono, pada masa pemerintahan beliau (2014), mencanangkan Hari Gerakan Nasional Pelopor Keselamatan Berlalulintas. Acara tersebut melibatkan banyak sekali masyarakat. Di tahun yang sama, kegiatan bertajuk Aksi Keselamatan Lalu Lintas diselenggarakan di Kawasan Bundaran Hotel Indonesia.


Selain dengan melakukan kampanye, dilakukan pula pembentukan kader-kader keselamatan lalu lintas pada kalangan pelajar dan awak angkutan umum. Untuk kalangan pelajar, diselenggarakan acara bertajuk Pemilihan Pelajar Pelopor Keselamatan Jalan. sedangkan untuk kalangan awak angkutan umum, diselenggarakan Pemilihan Awak Angkutan Umum Teladan.


Penyuluhan
        Berbeda dengan kampanye, penyuluhan lebih bersifat eksklusif kepada kalangan masyarakat dengan karakteristik tertentu. Penyuluhan merupakan proses aktif yang memerlukan interaksi antara penyuluh dan yang disuluh agar terbangun proses perubahan perilaku yang merupakan perwujudan dari pengetahuan, sikap dan keterampilan seseorang yang dapat diamati oleh orang/pihak lain, baik secara langsung atau tidak langsung. Di dalam penyuluhan keselamatan jalan terkandung makna adanya proses-proses:
  1. Proses komunikasi persuasif oleh penyuluh
  2. Proses pemberdayaan sasaran penyuluhan
  3. Proses komunikasi timbal balik antara penyuluh dan sasaran penyuluhan
Dalam menanamkan perilaku berkeselamatan bagi pengguna jalan dengan melalui penyuluhan keselamatan jalan, ada beberapa tahapan yang harus diperhatikan, antara lain:
  1. Tahap penumbuhan perhatian: mengetahui adanya gagasan/ide atau praktek baru untuk pertama kalinya
  2. Tahap penumbuhan minat: ingin mengetahui lebih banyak dan berusaha mencari informasi lebih lanjut.
  3. Tahap menilai: mampu membuat perbandingan.
  4. Tahap mencoba: mencoba gagasan baru atau praktek baru.
  5. Tahap menerapkan: meyakini dan menerapkan sepenuhnya secara berkelanjutan.
Untuk membuat program penyuluhan yang tepat sasaran tentunya harus direncanakan dengan memperhatikan berbagai aspek. Berikut adalah beberapa tahapan dalam penyusunan program penyuluhan keselamatan yang dapat dilakukan:
  1. Perumusan keadaan: penggambaran fakta berupa data dan informasi
  2. Penetapan tujuan: perumusan keadaan yang hendak dicapai. SMART, yaitu specific (khas); measurable (dapat diukur); actionary (dapat dikerjakan/dilakukan); realistic (realistis); dan time frame (memiliki batasan waktu untuk mencapai tujuan)
  1. Penetapan masalah: perumusan faktor-faktor yang dapat menyebabkan tidak tercapainya tujuan
  2. Penetapan rencana kegiatan: merumuskan cara mencapai tujuan
·      Tingkat kemampuan sasaran penyuluhan
·      Ketersediaan teknologi/inovasi, sarana dan prasarana
·      Tingkat kemampuan penyuluh
·      Situasi lingkungan fisik, sosial dan budaya yang ada
·      Alokasi pembiayaan

Setelah program penyuluhan tersusun, yang harus ditentukan selanjutnya adalah materi yang akan disampaikan dalam penyuluhan. Materi penyuluhan yang baik, setidaknya mengandung prinsip 7C, yaitu:
Prinsip 7 C
  1. Credibility: pesan dapat diyakini kebenarannya
  2. Contex: berkaitan dengan masalah keselamatan di wilayahnya
  3. Content: isinya memiliki arti bagi penerima pesan
  4. Clarity: jelas susunan bahasa, gambar dan simbol
  5. Continuity and consistency: berkelanjutan dan konsisten dalam menyampaikan pesan
  6. Channels: saluran media komunikasi yang sesuai penerima
  7. Capability of audience: sesuai dengan kemampuan penerima pesan

Hal yang perlu diperhatikan berikutnya setelah materi adalah bagaimana cara menyampaikan materi tersebut. berikut adalah beberapa metode yang dapat dilakukan:

No
Metode
Kelebihan
Kekurangan
1
Ceramah
Penyampaian materi tanpa banyak partisipasi dalam bentuk pertanyaan atau diskusi
Kelas mudah dikuasai; mudah dilaksanakan; dapat diikuti peserta dalam jumlah besar
Bersifat verbal; peserta cenderung bosan; sangat tergantung pada kemampuan penceramah
2
Demonstrasi
Memperlihatkan secara nyata tentang cara dan/atau hasil terkait sesuatu hal
Pemahaman peserta mengenai materi lebih dalam
Memakan waktu lama; sumber daya yang dibutuhkan relatif besar
3
Kursus/Pelatihan
Proses belajar mengajar yang diselenggarakan secara sistematis dan dalam jangka waktu tertentu
Efektif untuk mengajarkan pengetahuan dan keterampilan secara mendalam dan sistematis; alumni dapat dipakai sebagai kader bagi kelompoknya
Relatif mahal serta memerlukan persiapan dan pelaksanaan yang cermat; kurangnya sarana dan alat bantu pengajaran sering mengganggu tercapainya tujuan; menjangkau relatif sedikit peserta
4
Pameran
Usaha memperlihatkan atau mempertunjukkan model, contoh, barang, peta, grafik, gambar, poster, benda hidup dan sebagainya secara sistematis pada suatu tempat tertentu
Jangkauan sasaran lebih luas; mempunyai efek publisitas
Memerlukan banyak persiapan dan biaya; harus berganti tema; tema tertentu; memerlukan penjaga yang benar-benar menguasai masalah
5
Pemberian Penghargaan
Kegiatan sebagai tanda ucapan terima kasih/penghargaan kepada individu/instansi atas jasa-jasa/prestasinya khususnya dalam kurun waktu tertentu.
Merangsang peserta untuk meningkatkan prestasi; mengefektifkan kegiatan; memberikan pengaruh yang luas dan melibatkan lembaga/badan lain
Membutuhkan biaya tambahan pelaksanaan; hanya melibatkan beberapa orang peserta
6
Pemutaran Film
Metode penyuluhan dengan menggunakan alat film yang bersifat visual dan massal, serta menggambarkan proses sesuatu kegiatan.
Lebih menarik; sekaligus sebagai hiburan; jangkauannya lebih luas
Tidak terdapat komunikasi dua arah; biaya tinggi
7
Penempelan Poster
Metode penyuluhan yang menggunakan gambar dan sedikit kata-kata yang dicetak pada sehelai kertas/bahan lain yang berukuran tidak kurang dari 45 cm x 60 cm, dan ditempelkan pada tempat-tempat yang sering dilalui orang atau yang sering digunakan sebagai tempat orang berkumpul
Jangkauan sasaran lebih luas
Pesan kurang lengkap; bila dibuat dari kertas akan mudah rusak, sedangkan bila dibuat dari bahan tahan lama biayanya mahal
8
Penyebaran brosur, leaflet, & majalah
Menggunakan brosur, folder, leaflet dan majalah yang dibagikan kepada masyarakat pada saat tertentu.
Materi lebih lengkap dan jelas serta lebih khusus pada materi tertentu; dapat melengkapi metode penyuluhan yang lain; dapat memberikan kesempatan pihak lain untuk berpartisipasi (khusus untuk majalah).
Bahasa harus menyesuaikan dengan bahasa komunikasi kelompok sasaran; kontinuitasnya tidak dapat terjamin terutama faktor judul, materi, biaya dan keterpaduan dengan metode lainnya

         Dari 8 metode yang telah dijelaskan di atas, dapat diketahui adanya kebutuhan akan media yang akan digunakan. Berikut alah beberapa klasifikasi media beserta kelebihan dan kekurangannya.

No
Bentuk
Kelebihan
Kekurangan
1
Media Tercetak
Foto, poster, leaflet, diagram,grafik, brosur, majalah, buku
Relatif tahan lama, dapat dibaca berulang-ulang, dapat digunakan sesuai kecepatan belajar masing-masing orang, mudah dibawa
Proses penyampaian informasi sampai pencetakan butuh waktu relatif lama, sukar menampilkan gerak, membutuhkan tingkat literasi yang memadai, cenderung membosankan bila padat dan panjang
2
Media Audio
Kaset CD, DVD, MP3, MP4 audio
Informasi dikemas sudah tetap, terpatri dan tetap sama jika direproduksi, produksi dan reproduksinya tergolong ekonomis dan mudah didistribusikan
Bila terlalu lama akan membosankan, perbaikan atau merevisi harus memproduksi master baru
3
Media Audio Visual
Film, iklan televisi, presentasi interaktif
Dapat memberikan gambaran yang lebih konkrit, baik dari unsur gambar maupun geraknya, lebih atraktif dan komunikatif
Biaya produksi relatif mahal, produksi memerlukan waktu
4
Obyek fisik/benda nyata
Benda sesungguhnya, model, maket, simulasi
Dapat menunjukkan lingkungan belajar yang amat mirip dengan lingkungan belajar yang sebenarnya, memberikan simulasi terhadap banyak indera, dapat digunakan sebagai liatihan kerja, latihan menggunakan alat bantu dan atau simulasi



Relatif mahal
5
Media Luar Ruangan
Papan reklame, spanduk, pameran, banner dan televisi layar lebar
lebih mudah dipahami, lebih menarik, sebagai informasi umum dan hiburan, bertatap muka, mengikut sertakan seluruh panca indera, penyajian dapat dikendalikan dan jangkauannya relatif besar
Biaya lebih tinggi dan proses pembuatannya lebih rumit
     
    Dengan pemilihan materi, metode, dan media yang tepat, program penyuluhan dapat berjalan dengan lancar dan menghasilkan kegiatan yang efektif. Efektivitas program penyuluhan dapat dilihat pada ada atau tidaknya perubahan pada tiga indikator, yaitu pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Oleh karena itu, diperlukan adanya pengukuran ketiga indikator tersebut sebelum (pre test) dan sesudah (post test) dilakukan kegiatan penyuluhan keselamatan lalu lintas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar