Pada kiriman sebelumnya telah dijelaskan dengan cukup komprehensif mengenai
pelaksanaan kegiatan penyuluhan penggunaan helm SNI bagi siswa-siswi SMK, yaitu
di SMK Muhammadiyah Kramat, Kabupaten Tegal. Untuk kiriman kali ini, akan
dibahas mengenai evaluasi dari kegiatan penyuluhan yang telah dilaksanakan
tersebut. Dengan melakukan evaluasi, akan dapat diketahui hasil dari penyuluhan
yang telah dilakukan, apakah terdapat perubahan dari kondisi sebelumnya atau
tidak.
Pembahasan
tentang evaluasi kegiatan penyuluhan ini akan dibagi ke dalam 4 (empat) bagian,
antara lain: metode evaluasi, indikator, alat ukur, dan hasil pengukuran.
Metode
Evaluasi
kegiatan merupakan bagian yang harus ada dalam pelaksanaan satu kegiatan.
Dengan melakukan evaluasi, tingkat keberhasilan kegiatan dapat diketahui.
Tingkat keberhasilan dapat diketahui dengan membandingkan antara tujuan
kegiatan dengan hasil yang didapatkan setelah kegiatan dilaksanakan.
Tujuan
dari kegiatan penyuluhan di SMK Muhammadiyah Kramat adalah meningkatkan
kesadaran para siswa SMK Muhammadiyah Kramat tentang penggunaan helm SNI. Kata
yang digunakan adalah meningkatkan, dengan demikian harus diketahui tingkat
kesadaran para siswa sebelum dan sesudah dilaksanakan kegiatan penyuluhan. Oleh
karena itu, metode yang digunakan adalah metode before and after analysis.
Untuk
mendapatkan data yang digunakan untuk mengetahui tingkat kesadaran para siswa,
cara yang dilakukan adalah dengan memberikan pre-test sebelum kegiatan dilakukan dan post-test setelah kegiatan dilaksanakan.
Indikator
Tujuan
dari kegiatan penyuluhan keselamatan lalu lintas di SMK Muhammadiyah Kramat
adalah untuk meningkatkan kesadaran siswa SMK Muhammadiyah Kramat tentang
penggunaan helm. Tingkat kesadaran para siswa dapat diukur dengan empat
indikator yang biasa dijadikan sebagai tolak ukur kesadaran hukum, antara lain:
pengetahuan, pemahaman, sikap, dan pola perilaku. Menggunakan helm SNI
merupakan peraturan hukum yang tertuang dalam pasal 106 ayat (8) UU No. 22
Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan yang berbunyi:
“Setiap orang yang
mengemudikan Sepeda Motor dan Penumpang Sepeda Motor wajib mengenakan helm yang
memenuhi standar nasional Indonesia”
Dengan
demikian, menggunakan empat indikator kesadaran hukum tersebut untuk mengukur
tingkat kesadaran penggunaan helm SNI merupakan hal yang relevan untuk
dilakukan.
a)
Pengetahuan
Pengetahuan
hukum adalah pengetahuan seseorang mengenai beberapa perilaku tertentu yang
diatur oleh hukum. Perilaku tertentu yang dimaksud dalam evaluasi ini adalah
penggunaan helm SNI pada saat berkendara
dengan sepeda motor. Jadi, indikator penilaian pengetahuan dalam evaluasi ini
adalah pengetahuan para siswa tentang dasar hukum penggunaan helm SNI pada saat
berkendara dengan sepeda motor.
b)
Pemahaman
Pemahaman
hukum diartikan sebagai sejumlah informasi yang dimiliki seseorang mengenai isi
peraturan dari satu hukum tertentu. Dengan kata lain, pemahaman hukum adalah
satu pengertian terhadap isi dan tujuan satu peraturan dalam hukum tertentu
serta manfaatnya bagi pihak-pihak yang kehidupannya diatur oleh hukum tersebut.
Terkait dengan penggunaan helm SNI, maka indikator penilaian pemahaman
penggunaan helm adalah pemahaman para siswa terhadap isi dan tujuan
diwajibkannya menggunakan helm SNI pada saat berkendara dengan sepeda motor.
c)
Sikap
Sikap
hukum diartikan sebagai satu kecenderungan untuk menerima hukum karena adanya
penghargaan terhadap hukum sebagai sesuatu yang bermanfaat atau menguntungkan
jika hukum itu ditaati. Terkait dengan penggunaan helm SNI, maka indikator penilaian
sikap terhadap peraturan penggunaan helm SNI adalah kecenderungan atau persepsi
para siswa untuk menggunakan helm SNI pada kondisi-kondisi tertentu.
d)
Pola Perilaku
Pola
perilaku hukum merupakan hal yang utama dalam kesadaran hukum, karena di sini
dapat dilihat apakah satu peraturan berlaku atau tidak dalam masyarakat.
Berlaku atau tidaknya hukum tersebut dilihat dari dilaksanakan atau tidak
peraturan yang ada, khususnya dalam hal penggunaan helm SNI. Dengan demikian,
indikator pola perilaku para siswa adalah tindakan pelanggaran terhadap
peraturan hukum yang dilakukan oleh para siswa.
Alat Ukur
Alat
evaluasi merupakan instrumen yang digunakan untuk mengetahui tingkat
keberhasilan dari penyuluhan yang dilakukan. Dengan alat evaluasi akan dapat
diketahui seberapa besar pengaruh dari kegiatan penyuluhan terhadap tingkat
pemahaman dan tingkat kesadaran para siswa terhadap peraturan lalu lintas yang
ada, khususnya penggunaan helm SNI.
Dalam
menentukan alat evaluasi yang akan digunakan, hal yang harus diperhatikan
adalah indikator-indikator penilaian yang akan diukur. Telah dijelaskan
sebelumnya bahwa dalam evaluasi ini, digunakan empat indikator kesadaran, yaitu
pengetahuan, pemahaman, sikap, dan pola perilaku.
Dengan
melihat karakteristik dari masing-masing indikator, maka alat evaluasi yang
dapat digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan kegiatan penyuluhan
penggunaan helm SNI pada siswa SMK Muhammadiyah Kramat yaitu kuesioner dan
survei pelanggaran penggunaan helm.
- Kuesioner
Kuesioner
digunakan untuk mengukur indikator pengetahuan, pemahaman, dan sikap para siswa
terhadap peraturan menggunakan helm saat berkendara. Indikator pengetahuan dan
pemahaman diukur dengan menggunakan pernyataan-pernyataan yang bersifat
kognitif (benar/salah). Indikator sikap diukur dengan pernyataan-pernyataan
yang bersifat afektif (setuju/tidak setuju).
Di
dalam kuesioner ada dua jenis pernyataan, yaitu pernyataan yang bersifat
favourable (pernyataan positif) dan unfavourable (pernyataan negatif). Hal
tersebut dimaksudkan untuk menghindari responden yang cenderung menjawab tidak
pada kondisi sebenarnya, cenderung menjawab benar / setuju namun pada
kenyataannya tidak demikian.
Skala
pengukuran yang digunakan untuk kuesioner yang akan digunakan adalah Skala
Guttman, yang mana setiap pernyataan hanya memiliki dua pilihan jawaban. Dari
kuesioner yang diisi oleh responden, akan didapatkan jumlah skor total pada
setiap indikator. Jumlah skor tersebut didapatkan dari scoring sebagai berikut:
Tabel 1. Skoring jawaban responden
Jenis Jawaban
|
Skor
|
|
Favourable
|
Unfavourable
|
|
Benar
|
1
|
0
|
Salah
|
0
|
1
|
Setuju
|
1
|
0
|
Tidak
|
0
|
1
|
Tabel 2 menunjukkan blue
print dari kuesioner yang akan diberikan kepada responden dalam rangka
mengukur tingkat kesadaran para siswa SMK Muhammadiyah Kramat dari aspek
pengetahuan, pemahaman, dan sikap terhadap peraturan penggunaan helm SNI.
Tabel 2. Blueprint pengukuran pengetahuan,
pemahaman dan sikap
No
|
Jenis Pernyataan
|
Pernyataan
|
Pengukuran
Pengetahuan
|
||
1
|
F
|
Mengenakan
helm wajib bagi pengemudi sepeda motor
|
2
|
UF
|
Mengenakan helm tidak wajib bagi penumpang sepeda motor
|
3
|
UF
|
Tidak
harus mengenakan helm SNI
|
4
|
F
|
Helm berstandar dinilai dari bentuknya bukan logo
terstandarnya
|
Pengukuran Pemahaman
|
||
5
|
UF
|
Helm berfungsi untuk melindungi diri dari tilang polisi
|
6
|
F
|
Mengenakan
helm melindungi kepala dari benturan saat kecelakaan
|
7
|
UF
|
Mengenakan helm tidak berpengaruh terhadap keselamatan saat
terjadi kecelakaan
|
8
|
UF
|
Pemakaian
helm dapat digantikan dengan alat lain yang fungsinya sama
|
9
|
UF
|
Helm cukup dikenakan tanpa perlu dikunci (di-klik)
|
Pernyataan
|
||
Pengukuran Sikap
|
||
10
|
UF
|
Mengenakan
helm tidak perlu bagi anak-anak
|
11
|
UF
|
Tidak perlu mengenakan helm saat bepergian jarak dekat
|
12
|
UF
|
Tidak
perlu mengenakan helm jika tidak ada polisi
|
13
|
F
|
Lebih baik membeli helm daripada ditilang polisi
|
14
|
UF
|
Helm
dengan model keren tanpa SNI lebih baik daripada helm biasa saja tapi SNI
|
15
|
UF
|
Tidak perlu mengenakan helm jika tidak punya
|
- Survei Pelanggaran
Survei
pelanggaran penggunaan helm SNI digunakan untuk mengukur secara langsung tingkat
kesadaran para siswa dari aspek pola perilaku (konatif) para siswa terhadap
peraturan menggunakan helm pada saat mengendarai sepeda motor. Sasaran kegiatan
pengamatan ini adalah pelanggaran lalu lintas yang dilakukan oleh para siswa
SMK Muhammadiyah Kramat. Hasil pengamatan ini adalah data kuantitatif yang
menunjukkan jumlah dan persentase pelanggaran lalu lintas yang dilakukan oleh
para siswa di lokasi pengamatan.
Untuk
mencapai hasil yang relevan, pengamatan dapat dilakukan pada jam masuk sekolah
atau jam pulang sekolah dan pada saat jam kegiatan belajar mengajar. Pengamatan
pada jam masuk/keluar sekolah dapat dilakukan di pintu masuk sekolah dan di
depan area sekolah. Sedangkan pengamatan pada jam kegiatan belajar mengajar
dapat dilakukan di tempat parkir kendaraan para siswa untuk mengamati secara
lebih rinci pelanggaran terkait dengan peraturan teknis kendaraan yang
digunakan para siswa.
Hasil Pengukuran
- Pengetahuan, Pemahaman,
dan Sikap
Setelah
dilakukan pengukuran menggunakan kuesioner terhadap 50 responden dari siswa SMK
Muhammadiyah Kramat peserta ekstrakulikuler Hizbul Wathan didapatkan skor hasil
pengukuran sebagaimana dijelaskan pada tabel 5.3. Hasil pengukuran menunjukkan
adanya peningkatan total skor antara sebelum penyuluhan (646) dengan setelah
penyuluhan (675) sebesar 29 poin atau 0,04 %. Dari ketiga aspek yang diukur,
baik aspek pengetahuan, pemahaman, maupun sikap, semuanya mengalami
peningkatan. Tingkat pengetahuan para siswa naik 7 poin (0,04%), tingkat
pemahaman para siswa naik 8 poin (0,06%), dan nilai sikap para siswa naik 15 poin
(0,06%).
Tabel 3. Skor hasil pengukuran kuesioner
No
|
Indikator
|
Skor
|
Prosentase Peningkatan
|
|
Before
|
After
|
|||
1
|
Pengetahuan
|
160
|
167
|
0,04 %
|
2
|
Pemahaman
|
217
|
225
|
0,04 %
|
3
|
Sikap
|
269
|
284
|
0,06 %
|
TOTAL SKOR
|
646
|
675
|
0,04 %
|
Dari
ketiga aspek yang diukur, skor sikap para siswa SMK Muhammadiyah Kramat
mengalami kenaikan yang paling tinggi dibandingkan aspek yang lain. Hal ini
menjadi indikasi bahwa pengetahuan dan pemahaman para siswa terhadap peraturan
penggunaan helm SNI sebelum penyuluhan sudah tinggi. Para siswa sudah
mengetahui dan memahami tentang peraturan dan untuk apa peraturan tersebut
dibuat. Tetapi, sikap positif para siswa terhadap peraturan tersebut belum
menunjukkan nilai yang setingkat dengan pengetahuan dan pemahaman para siswa.
Terbukti setelah dilakukan penyuluhan, sikap para siswa terhadap peraturan
penggunaan helm SNI naik sebesar 15 poin (0,06%).
- Pola Perilaku
Pola
perilaku para siswa terhadap peraturan penggunaan helm SNI didapatkan dengan
melakukan survei di pintu gerbang dan tempat parkir SMK Muhammadiyah Kramat.
Hasil survei tersebut ditunjukkan grafik pada gambar 1.
Gambar 1. Hasil survei pelanggaran lalu lintas sebelum penyuluhan
Berdasarkan
hasil survei, diketahui ada 5 (lima) jenis pelanggaran yang dilakukan selama
survei dilakukan. Pelanggaran penggunaan helm tercatat ada 114 siswa yang
melanggar dari 274 pelanggaran yang dilakukan siswa yang menggunakan sepeda
motor, terdiri dari 106 pelanggaran tidak menggunakan helm SNI dan 8 pelanggaran
penggunaan helm non-SNI.
Setelah
penyuluhan, survei kembali dilakukan. Survei pasca penyuluhan tidak seperti
survei pra penyuluhan. Apabila survei pra-penyuluhan dilakukan untuk mengetahui
jenis pelanggaran apa saja yang dilakukan, maka survei pasca-penyuluhan
dilakukan hanya difokuskan pada pelanggaran yang menjadi materi penyuluhan
keselamatan, yaitu tentang penggunaan helm SNI.
Berdasarkan
hasil survei pasca-penyuluhan pada penggunaan helm di SMK Muhamadiyah Kramat,
didapatkan adanya penurunan jumlah pelanggaran sebesar 20%. Dari yang
sebelumnya ada 106 siswa yang tidak menggunakan helm dan 8 siswa yang
menggunakan helm non-SNI, setelah dilakukan penyuluhan, didapatkan ada 86 siswa
yang melakukan pelanggaran penggunaan helm, semuanya tidak menggunakan helm dan
tidak didapati siswa yang menggunakan helm non-SNI seperti sebelum dilakukan
penyuluhan.
Kesimpulan
Dengan
dilaksanakannya rangkaian kegiatan penyuluhan yang dimulai dari proses
identifikasi massa dan diakhiri dengan kegiatan penyuluhan sampai dengan
evaluasi kegiatan, kesimpulan yang dapat diambil antara lain:
a) Berdasarkan hasil
identifikasi, pelanggaran lalu lintas yang paling banyak dilakukan oleh
siswa/siswi SMK Muhammadiyah Kramat adalah tidak menggunakan helm SNI.
b) Pelanggaran tidak
menggunakan helm bukan karena para siswa tidak mengetahui peraturan, melainkan
karena tingkat kesadaran yang rendah, sehingga penyuluhan dilakukan dengan
bertujuan meningkatkan kesadaran para siswa/siswi melalui kegiatan Hizbul
Wathan.
c) Model penyuluhan dengan
metode pendekatan kelompok terbukti efektif digunakan untuk menyampaikan materi
kepada para siswa/siswi dengan karakteristik siswa SMK yang cenderung sulit
untuk diatur.
d) Secara umum, kegiatan
penyuluhan telah meningkatkan kesadaran para siswa/siswi SMK Muhammadiyah dalam
hal kewajiban penggunaan helm SNI bagi pengendara sepeda motor.
Semoga bermanfaat.