Kamis, 07 Januari 2016

Kerugian Perayaan Pergantian Tahun

Tahun 2015 telah berlalu dan tahun 2016 telah datang. Begitu banyak masyarakat Indonesia menantikan momen pergantian tahun 2015 ke tahun 2016 dengan cara yang beragam, namun kebanyakan dari mereka memilih untuk keluar rumah hanya untuk sekedar melihat kembang api atau hanya ikut-ikutan saja. Euforia yang dirasakan oleh sebagian masyarakat membuat mereka tidak memikirkan kerugian yang diakibatkan dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam rangka menantikan pergantian tahun
Pusat perbelanjaan, tempat wisata dan pusat keramaian lainnya selalu menjadi destinasi orang-orang yang ingin menantikan pergantian tahun masehi. Hal tersebut membuat kondisi lalu lintas menjadi lebih ramai daripada biasanya dan sampai mengakibatkan kemacetan di banyak ruas jalan. Kemacetan sudah jelas merupakan hal yang sangat merugikan, baik dari segi waktu, biaya maupun tenaga. Mereka tidak sadar bahwa mereka hanya membuang-buang waktu dan biaya hanya untuk menantikan bertambahnya satu angka di kalender. Itu dalah hal yang sangat merugikan.


 Masalah lain terkait dengan lalu lintas adalah banyak sekali terjadi pelanggaran lalu lintas, yang paling menonjol adalah pada pengguna sepeda motor. Penggunaan helm dan jumlah pembonceng yang melebihi ketentuan merupakan yang banyak sekali dijumpai di berbagai kota di tanah air. Dengan ramainya kondisi lalu lintas, kecelakaan tidak mungkin tidak terjadi, walaupun itu hanya mengakibatkan kerusakan kendaraan, namun itu tetaplah kerugian.



Di puncak waktu yang dinantikan biasanya kembang api dinyalakan. Peredaran kembang api yang mudah dijumpai membuat siapa saja dapat membeli dan menyalakannya secara bebas. Tak jarang yang mengeluarkan uang hingga jutaan rupiah hanya untuk menyaksikan dentuman dan kilauan cahaya yang hanya beberapa menit itu. Seharusnya, uang itu dapat digunakan untuk kebutuhan lain yang lebih bermanfaat. Dampak terburuk dari kembang api adalah kebakaran, sehingga sesuatu yang dianggap dapat memberikan kesenangan, justru berujung pada kesedihan.



Pagi hari, di hari pertama pada tahun yang baru berganti, sampah-sampah tidak bertuan bertebaran di berbagai sudut pusat keramaian. Sampah yang tak bertuan tersebut ditinggalkan begitu saja oleh pemiliknya pada malam dimana mereka menantikan pergantian tahun. Mereka meninggalkan sampah dengan sangat tidak bertanggung jawab, sama sekali tidak ada kesadaran untuk menjaga kebersihan lingkungan.
  



Pembahasan di atas merupakan hanya sebagaian kecil saja dari kerugian yang diakibatkan dari adanya kegiatan berkumpul-kumpul untuk menantikan pergantian tahun. Selanjutnya, semoga masyarakat Indonesia dapat lebih cerdas dalam menyikapi kegiatan-kegiatan yang menurut penulis lebih besar kerugiannya dibandingkan dengan manfaatnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar