Telah dijelaskan pada kiriman sebelumnya mengenai empat tahapan dalam penyusunan program penyuluhan. Pada
kiriman kali ini akan dibahas bagaimana menerapkan empat tahapan tersebut dalam
mendesain penyuluhan untuk siswa sekolah menengah kejuruan. Sekolah yang
menjadi studi kasus dalam rencana kegiatan ini adalah SMK Muhammadiyah Kramat.
Tahap Pertama : Perumusan Keadaan
Perumusan keadaan diawali dengan
melakukan pengamatan secara langsung ke lokasi studi untuk mengetahui pola
perilaku para siswa SMK Muhammadiyah Kramat terhadap peraturan lalu lintas yang
berlaku. Hal ini bertujuan untuk mengukur tingkat kesadaran para siswa terhadap
peraturan lalu lintas dilihat dari aspek pola perilakunya.
Sasaran kegiatan pengamatan ini
adalah pelanggaran lalu lintas yang dilakukan oleh para siswa SMK Muhammadiyah
Kramat. Hasil pengamatan ini adalah data kuantitatif yang menunjukkan jumlah
dan persentase pelanggaran lalu lintas yang dilakukan oleh para siswa di lokasi
pengamatan.
Untuk mencapai hasil yang
relevan, pengamatan dapat dilakukan pada jam masuk sekolah atau jam pulang
sekolah dan pada saat jam kegiatan belajar mengajar. Pengamatan pada jam
masuk/keluar sekolah dapat dilakukan di pintu masuk sekolah dan di depan area
sekolah. Sedangkan pengamatan pada jam kegiatan belajar mengajar dapat
dilakukan di tempat parkir kendaraan para siswa untuk mengamati secara lebih rinci
pelanggaran terkait dengan peraturan teknis kendaraan yang digunakan para
siswa.
Hasil pengamatan menunjukkan
bahwa ada 5 (lima) jenis pelanggaran yang dilakukan oleh para siswa SMK
Muhammadiyah Kramat, antara lain: tidak menggunakan helm, tidak menyalakan
lampu sein saat berbelok, tidak menyalakan lampu utama, kendaraan tidak
dilengkapi spion, dan tidak menggunakan helm SNI. Jumlah dan persentase
pelanggaran yang dilakukan secara rinci dijelaskan pada grafik di bawah ini.
Tahap Kedua : Penetapan Tujuan
Tahap yang kedua dalam mendesain
penyuluhan keselamatan jalan untuk siswa SMK Muhammadiyah Kramat adalah
menetapkan tujuan penyuluhan yang akan dilakukan. Untuk menetapkan tujuan perlu
diketahui profil dari sasaran penyuluhan. Profil yang dimaksud dalam hal ini,
antara lain: lokasi dan waktu penyuluhan, budaya yang ada di lingkungan
sekolah, dan tingkat kebutuhan materi yang akan diberikan.
a.
Lokasi dan Waktu
Lokasi penyuluhan keselamatan
jalan ditentukan untuk dilakukan di lingkungan SMK Muhammadiyah Kramat, yang
berada di Jalan Garuda, Desa Kemantran, Kecamatan Kramat, Kabupaten Tegal.
Penyuluhan dilaksanakan di dalam lingkungan sekolah agar para siswa lebih
rileks dan tidak perlu menyesuaikan diri apabila menggunakan tempat lain di
luar lingkungan sekolah.
Waktu pelaksanaan ditentukan agar
tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar baik mata pelajaran normatif,
adaptif, maupun produktif. Dengan kata lain, waktu penyuluhan adalah di luar
jam pelajaran, yaitu dengan mengambil jam ekstrakulikuler yang diikuti para
siswa. Di SMK Muhammadiyah terdapat salah satu ekstrakulikuler yang mewajibkan
semua siswa untuk mengikutinya, yaitu Hizbul Wathan (HW). Kegiatan ini
merupakan kegiatan kepanduan yang serupa dengan Gerakan Pramuka. Jam untuk
kegiatan ini dapat dimanfaatkan untuk melakukan penyuluhan keselamatan lalu
lintas.
b.
Budaya
Para siswa di SMK Muhammadiyah
sebagian besar berasal dari wilayah Kabupaten Tegal. Sebagian besar siswa SMK kurang
peduli terhadap peraturan, hal ini terlihat dari kegiatan rutin yang seharusnya
wajib dilaksanakan justru banyak yang tidak hadir, seperti pada kegiatan ekstrakulikuler
HW. Dari 250 siswa yang ada, hanya sekitar 50 siswa yang hadir mengikuti
kegiatan tersebut. Siswa yang hadir tersebut dapat dikatakan bahwa para siswa
memiliki pola pikir yang lebih baik terhadap peraturan daripada para siswa yang
tidak hadir. Para siswa akan lebih mudah menerima materi daripada para siswa
yang lainnya.
c.
Tingkat Kebutuhan
Dari hasil survei pendahuluan
yang telah dilakukan, yaitu survei pelanggaran lalu lintas, para siswa SMK
Muhammadiyah Kramat harus diberikan perhatian khusus terutama dari tingkat
kesadaran terhadap penggunaan kelengkapan berkendara. Sebagian besar siswa dari
SMK Muhammadiyah Kramat kurang memperhatikan keselamatan berkendara, seperti
tidak menggunakan helm, helm tidak SNI dan tidak menggunakan fungsi kendaraan
dengan sebagaimana mestinya seperti tidak menyalakan lampu utama dan lampu sein
pada saat membelok. Namun, dari beberapa pelanggaran yang dilakukan,
pelanggaran yang paling dominan adalah pelajaran tidak mengenakan helm, yaitu
sebanyak 36%. Untuk anak seusia SMK, peraturan lalu lintas bukanlah hal yang
asing bagi para siswa, tetapi kesadaran para siswa untuk mematuhi peraturan
masih termasuk rendah, khususnya untuk penggunaan helm saat berkendara.
Dengan demikian, dapat ditentukan
tujuan kegiatan penyuluhan yang akan dilakukan, yaitu meningkatkan kesadaran para
siswa SMK Muhammadiyah Kramat tentang pentingnya penggunaan helm saat
berkendara.
Tahap Ketiga : Penetapan Masalah
Tahap yang ketiga adalah
penetapan masalah. Permasalahan-permasalahan yang terkait dengan efektivitas
kegiatan penyuluhan harus diinventarisasi secara komprehensif sehingga kegiatan
penyuluhan dapat direncanakan dan dilaksanakan secara efektif.
Permasalahan yang terkait dengan
kegiatan penyuluhan yang akan dilakukan antara lain:
a)
Materi apa yang harus diberikan?
b)
Bagaimana model penyuluhan yang akan dilakukan?
c)
Media apa yang harus digunakan?
d)
Bagaimana cara mengetahui efektivitas kegiatan
penyuluhan yang dilakukan?
e)
Bagaimana skenario kegiatan penyuluhan yang akan
dilakukan?
Tahap Keempat : Penetapan Rencana Kegiatan
Tahap yang keempat adalah
menetapkan rencana kegiatan penyuluhan. Rencana kegiatan ini meliputi hal-hal
yang menjadi permasalahan dalam pelaksanaan penyuluhan.
a.
Materi Penyuluhan
Materi yang akan diberikan
kegiatan ini adalah didasarkan pada hasil survei pelanggaran yang telah dilakukan,
yang mana hasil survei tersebut menunjukkan bahwa pelanggaran lalu lintas yang
paling dominan adalah tidak menggunakan helm pada saat berkendara. Adapun
substansi dari materi yang akan diberikan antara lain:
Ø
Dasar Hukum
Ø
Pentingnya penggunaan helm saat berkendara;
Ø
Desain standar helm;
Ø
Dampak yang dapat terjadi jika tidak menggunakan
helm;
b.
Model Kegiatan
Teknik Komunikasi
Kegiatan penyuluhan dilakukan
dengan menggunakan metode penyuluhan langsung, yaitu bertatap muka secara
langsung dengan sasaran penyuluhan, yaitu para siswa SMK Muhammadiyah yang
mengikuti kegiatan Hizbul Wathan.
Metode Pendekatan
Dengan melihat karakteristik siswa
SMK yang cenderung kurang peduli terhadap peraturan, maka diperlukan kondisi
yang lebih eksklusif, sehingga metode pendekatan yang akan digunakan untuk
penyuluhan para siswa SMK lebih tepat jika menggunakan metode pendekatan
kelompok. Oleh karena itu, penyampaian materi akan disampaikan dengan cara
membagi sejumlah siswa yang hadir ke dalam beberapa kelompok.
Teknik Penyampaian Materi
Ø
Ceramah
Teknik ini digunakan untuk
menyampaikan materi yang berkaitan dengan dasar hukum, tujuan, dan fungsi penggunaan
helm yang berstandar nasional Indonesia bagi pengendara sepeda motor.
Ø
Demonstrasi
Teknik ini digunakan untuk
menyampaikan materi yang berkaitan dengan desain standar helm SNI dan tata cara
pemakaian helm yang benar.
Ø
Pemberian Penghargaan
Dilakukan dengan memberi hadiah
kepada siswa yang sudah mengenakan helm dengan baik untuk memberikan rangsangan
kepada siswa tersebut agar konsisten mengenakan helm saat berkendara dan juga memberikan
contoh kepada siswa yang belum mengenakan helm bahwa menggunakan helm saat
berkendara merupakan perilaku yang bermanfaat.
Ø
Pemutaran Film
Teknik ini digunakan untuk
memberikan ilustrasi kepada para siswa terkait dengan risiko yang akan
didapatkan apabila tidak mengenakan helm pada saat berkendara. Dalam hal ini, video
kecelakaan pengendara sepeda motor yang tidak mengenakan helm dapat menjadi shock therapy bagi para siswa.
c.
Media Yang Digunakan
Untuk mendukung teknik
penyampaian materi yang sudah direncanakan dengan baik diperlukan sarana yang
baik pula. Dalam hal ini, media yang digunakan akan sangat berpengaruh terhadap
penyerapan materi oleh para siswa. Adapun media yang dibutuhkan untuk kegiatan
penyuluhan penggunaan helm ini antara lain:
Ø
Laptop
Ø
LCD Proyektor
Ø
Helm SNI
d.
Alat Evaluasi
Alat evaluasi merupakan instrumen
yang digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari kampanye/penyuluhan
yang dilakukan. Dengan alat evaluasi akan dapat diketahui seberapa besar
pengaruh dari kegiatan penyuluhan terhadap tingkat kesadaran para siswa
terhadap peraturan lalu lintas yang ada. Tingkat kesadaran tersebut diketahui dengan
cara mengukur 4 (empat) indikator yang berkaitan dengan tingkat kesadaran
seseorang terhadap peraturan (hukum), antara lain: pengetahuan, pemahaman, sikap,
dan perilaku. Untuk mengukur empat indikator tersebut, instrumen yang digunakan
antara lain:
Ø
Survei Pelanggaran, untuk mengetahui pola
perilaku para siswa terhadap peraturan menggunakan helm pada saat mengendarai
sepeda motor.
Ø
Kuesioner, untuk mengukur pengetahuan,
pemahaman, dan sikap para siswa terhadap peraturan menggunakan helm saat
berkendara.
e.
Skenario Kegiatan
Jam
|
Kegiatan
|
Keterangan
|
14:00 - 14:15
|
Apel pembukaan Hisbul Wathan
|
Apel pembukaan HW yang wajib
dilakukan untuk mengawali kegiatan .
|
14:15 – 14:30
|
Pre-test dan perkenalan di dalam kelas
|
Sebagai pembuka, penyuluh memperkenalkan diri kepada para siswa SMK
Muhammadiyah Kramat sambil membagikan kuesioner pre-test
|
14:30 – 15:00
|
Pemberian materi
|
Memberikan materi tentang penggunaan
helm SNI menggunakan slide powerpoint
|
15:00 – 15:15
|
Tanya Jawab
|
Memberikan kesempatan kepada
siswa-siswi untuk bertanya perihal materi yang diberikan
|
15:15 – 15:30
|
Istirahat
|
|
15:30 – 15:45
|
Selingan games
|
Memberikan games tebak gambar berupa rambu lalu lintas yang biasa ditemui di
jalan sebagai materi tambahan bagi para siswa
|
15:45 – 15:50
|
Post-test dan penutupan materi
|
Melakukan pembagian kuesioner Post-test kemudian kegiatan penyampaian
materi ditutup dengan membaca doa
|
15:50 – 16:00
|
Apel Penutup
|
Apel Penutup untuk mengakhiri
kegiatan HW
|
Demikian cara mendesain
penyuluhan keselamatan untuk siswa sekolah menengah kejuruan. Tahapan-tahapan
yang digunakan dalam desain ini merupakan tahapan yang bersifat umum sehingga dapat
digunakan dalam kegiatan penyuluhan yang serupa dengan sasaran yang berbeda.
Mendesain kegiatan penyuluhan bukanlah hal yang sulit dilakukan, namun yang
paling penting adalah bagaimana melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan
sehingga berjalan dengan lancar dan dengan efektivitas yang tinggi. Selain itu,
kemampuan berkomunikasi dari si penyuluh (pemberi materi) juga menjadi hal yang
harus diperhatikan.
Semoga bermanfaat.
Bersambung.