Assalaamu’alaykum warohmatullahi wabarokatuh
Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah
Subhanahu wa Ta’ala yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kita. Kesehatan yang
kita nikmati saat ini, tentu tidak lepas dari usaha kita untuk sehat, baik itu
dengan makan teratur, olahraga, maupun berkendara dengan selamat.
Berkendara dengan selamat merupakan slogan yang sedang
gencar disuarakan saat ini. Termasuk tulisan ini adalah untuk
hal tersebut. Bagaimana tidak? Data Kepolisian Republik Indonesia pada tahun
2010 menunjukkan bahwa jumlah kematian akibat kecelakaan di jalan mencapai
31.234 jiwa, yang artinya dalam setiap 1 jam terdapat 3 – 4 orang meninggal
akibat kecelakaan lalu lintas di jalan. Ini adalah fakta yang sangat
mencengangkan bagi saya, bagaimana dengan Anda?
Banyaknya angka kematian akibat kecelakaan harus segera
dikurangi. Banyak sekali terjadi kecelakaan yang disebabkan karena mereka
melakukan pelanggaran lalu lintas. Siapa yang bertanggung jawab atas semua ini?
Ini adalah tanggung jawab semua lapisan masyarakat karena masyarakatlah yang
menggunakan jalan untuk berlalu lintas. Aturan sudah ada, yang dibutuhkan
sekarang adalah kesadaran untuk mematuhi aturan-aturan yang telah dibuat
sedemikian rupa dengan tujuan untuk keamanan, keselamatan, ketertiban, dan
kelancaran lalu lintas.
Ada satu teori yang berhubungan dengan dampak kecelakaan,
yaitu Teori Gunung Es. Apabila Anda mengingat sejarah tenggelamnya kapal
Titanic, yang kita tahu adalah bahwa kapal tersebut menabrak gunung es yang
tidak terlalu besar. Tetapi ternyata gunung es yang dianggap kecil itu
merupakan bagian puncak gunung es, di bawah permukaan air, kita tidak melihat
bagian lain dari gunung es tersebut yang ternyata lebih besar dari yang ditabrak
kapal Titanic tersebut. Apa yang Anda tangkap dari kasus ini? Bagian lain yang
tidak terlihat dari gunung es tersebut merupakan analogi dari dampak tidak
langsung yang ditimbulkan, sedangkan bagian yang ditabrak merupakan analogi
dari dampak langsung yang ditimbulkan apabila terjadi kecelakaan yang mana
dampak tidak langsung ternyata lebih besar dari dampak tidak langsung.
slideshare.net |
Sebagai
contoh, ketika seorang pekerja mengalami kecelakaan lalu lintas, dampak
langsung yang ia terima adalah luka di tubuhnya dan kendaraan yang rusak.
Sedangkan dampak tidak langsung yang ia terima adalah ia kehilangan waktu untuk
bekerja (lost time injury) selama ia
dalam masa penyembuhan, yang seharusnya ia bekerja dan mendapatkan upah dari
pekerjaannya, ia justru harus beristirahat dan tidak mendapatkan upah. Apalagi
kalau sampai mengakibatkan korban meninggal dunia, jelas ini adalah kerugian
besar. Itu adalah contoh untuk satu orang, sedangkan di Indonesia, tiap 1 jam 3
– 4 orang meninggal akibat kecelakaan, berapa banyak kerugian yang ditimbulkan?
Pemerintah tidak menutup mata akan hal ini, dalam amanat
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
khususnya pada Pasal 203 untuk menyusun Rencana Umum Nasional Keselamatan Jalan
(RUNK) Jalan. Pemerintah menyusun RUNK jalan yang bersifat jangka panjang (25
tahun) dan mendeklarasikan Decade of
Action for Road Safety 2011 – 2020 yang dideklarasikan Majelis Umum PBB
pada tahun 2010 sebagai bagian dari materi RUNK Jalan. Target yang diinginkan
adalah penurunan tingkat fatalitas pada tahun 2035 sampai dengan 80% dari
tingkat fatalitas pada tahun 2010.
Sebagai masyarakat Indonesia, sudah seharusnya kita
mendukung program tersebut dengan lebih peduli terhadap keselamatan lalu
lintas. Kepedulian terhadap keselamatan lalu lintas sudah sepatutnya kita
tanamkan dalam perilaku kita saat berkendara, baik dengan kendaraan bermotor
maupun kendaraan tidak bermotor, karena semua memiliki risiko yang sama untuk
mengalami kecelakaan, yang berbeda adalah tingkat keparahan yang diakibatkan
apabila terjadi kecelakaan. Kecelakaan memang tidak dapat diduga, tetapi
apabila semua pengendara selalu peduli akan keselamatan lalu lintas, insya
Allah, itu adalah usaha kita untuk mencegah kecelakaan lalu lintas. Teori
menyebutkan bahwa 88% kecelakaan terjadi karena kesalahan manusia, 18%
disebabkan alat (kendaraan, jalan), sedangkan 2% merupakan takdir. Apakah Anda
setuju?
Demikian yang dapat saya sampaikan pada kesempatan kali
ini. Semoga dapat menambah wawasan dan kepedulian kita akan keselamatan lalu
lintas agar negara kita ini dapat berkembang lebih cepat menjadi negara maju,
karena semakin kecil angka kecelakaan, semakin kecil pula kerugian yang
didapatkan sehingga pendapatan perkapita negara dapat meningkat. Jadilah Agent of Change untuk menyebar
virus-virus kesadaran akan keselamatan kepada seluruh lapisan masyarakat.
Wassalaamu’alaykum warohmatullahi wabarokaatuh
Ditulis oleh Sugiharto
Diselesaikan 30 Maret 2015 17:52 WIB